Setelah membaca wawasan tentang artikel SEO, sekarang saatnya Anda mempelajari tentang kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini penting, karena setiap menulis artikel Anda harus memperhatikan ejaan-ejaan yang benar di dalamnya.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa persatuan Negara Republik Indonesia. Penggunaan dari bahasa Indonesia ini jelas tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penerapannya dalam kehidupan haruslah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Terdengar mudah, namun sebenarnya tidak semudah itu. Penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar berarti dalam pengucapan maupun penulisan haruslah diperhatikan. Mulai dari ejaan, pemggunaan istilah maupun kata serapan, penggunaan kata hubung, dan lain sebagainya.
Table of Contents
Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar (Kaidah Ejaan)
Pertama-tama, Anda perlu mengetahui tentang ejaan. Kaidah ejaan merupakan aturan-aturan dalam penggunaan lambang dan huruf pada penulisan, serta pelafalan dari suatu kata pada penerapan bahasa Indonesia.
Terdapat beberapa aspek yang termasuk dalam kaidah ejaan bahasa Indonesia.
1. Penulisan Huruf Kapital
Seperti yang diketahui, masih banyak orang yang salah dalam pengaplikasian penggunaan huruf kapital pada sebuah kata. Sebagai orang Indonesia, penting bagi Anda mengetahui penggunaan huruf kapital yang baik dan benar pada sebuah kalimat.
Huruf kapital biasa digunakan untuk menuliskan judul pada sebuah cerita, artikel, laporan, dan lain sebagainya. Namun, tidak semua awalan kata dalam judul ditulis dengan huruf kapital. Beberapa yang tidak menggunakan awalan kata dengan huruf kapital adalah preposisi, konjungsi, dan interjeksi.
a. Preposisi
Preposisi merupakan sebuah kata depan yang diikuti oleh kata lainnya. Contoh dari preposisi sendiri yaitu di-, ke-, dalam, untuk, pada, secara, tentang, bagi, tentang, terhadap, sebab, mengenai, dan lain sebagainya.
b. Konjungsi
Konjungsi merupakan sebuah kata sambung. Contoh kata dari konjungsi yaitu dan, tetapi, ketika, atau, karena, oleh, seperti, bahwa, supaya, agar, kalau, kemudian, pun, seandainya, dan lain sebagainya.
c. Interjeksi
Terakhir yakni interjeksi. Interjeksi merupakan istilah lain dari penggambaran kata seru yang mengandung sebuah emosi atau melambangkan isi hati. Contoh dari interjeksi yaitu wow, lho, yuk, duh, ih, wah, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, apabila terdapat sebuah cerita dengan judul “kancil dan burung bangau”, maka penulisan yang tepat untuk judul tersebut adalah “Kancil dan Burung Bangau”. Kata “dan” pada judul merupakan konjungsi, maka dari itu huruf awal pada kata “dan” tidak ditulis kapital.
Satu contoh lain yaitu, apabila terdapat buku berjudul “surat kecil untuk tuhan”, maka penulisan judul yang tepat adalah “Surat Kecil untuk Tuhan”. Kata “untuk” pada judul tidak diawali dengan huruf kapital karena kata “untuk” termasuk dalam kata preposisi.
2. Penulisan Kata
Masih cukup banyak orang yang masih bingung dengan penulisan kata “di” dan “ke” yang dipisah atau digabung dengan kata yang diberi imbuhan. Hal ini merupakan kesalahan yang cukup sering dialami saat seseorang sedang menulis menggunakan bahasa Indonesia.
Kata “di” akan dipisah dengan kata yang diberi imbuhan apabila kata “di” berperan sebagai kata depan. Biasanya, kata ini merupakan keterangan tempat. Sebagai contoh, kata “taman, rumah, sekolah” apabila diberi kata depan “di”, maka penulisannya akan menjadi “di taman, di rumah, di sekolah”.
Bila kata “di” berperan sebagai awalan, maka kata “di” akan digabung atau merupakan satu rangkaian dengan kata yang diberi imbuhan “di” tersebut. Sebagai contoh, apabila terdapat kata “sewa, makan, tangkap”, maka penulisannya akan menjadi “disewa, dimakan, ditangkap”.
Sama halnya dengan penggunaan kata “ke”. Apabila “ke” berperan sebagai kata depan, maka penulisan harus terpisah. Contoh penggunaan “ke” sebagai kata depan yaitu ke pantai, ke sana, ke stasiun, dan lain sebagainya.
3. Kata Baku
Bahasa Indonesia yang digunakan dalam berbicara sehari-hari merupakan bahasa yang tidak baku atau biasa kita sebut sebagai bahasa informal. Kata baku sendiri biasa digunakan dalam penulisan-penulisan yang bersifat formal, seperti makalah, hasil laporan, buku pelajaran, dan lain sebagainya.
Banyak orang salah mengira bahwa suatu kata yang digunakannya sehari-hari merupakan ejaan dari kata baku yang benar, padahal tidak. Ejaan kata baku ini sendiri dapat Anda lihat pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.
Beberapa contoh ejaan kata yang tidak baku yaitu aquarium, analisa, antri, anugrah, bercermin, bosen, capek, cidera, cengkeh, ekosistim, eksport, efektifitas, gubug, geladi, hakekat, ijasah, himbau, ijin, karir, dan lain sebagainya.
Contoh ejaan kata yang baku antara lain akuarium, analisis, antre, anugerah, baterai, becermin, bosan, capai, cedera, cengkih, ekosistem, ekspor, efektivitas, gubuk, gladi, hakikat, ijazah, imbau, izin, karier, dan lain sebagainya.
Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar (Kaidah Morfologi)
1. Kata Ulang (Reduplikasi)
Kata ulang merupakan pengulangan dari sebuah kata. Pengulangan kata tersebut dapat berupa pengulangan penuh atau pengulangan kata sebagian. Pengulangan kata ini dapat memiliki pelafalan yang sama dengan kata sebelumnya, maupun berbeda.
Kata ulang dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis pengulangan kata. Berikut beberapa contoh dari kata ulang yang telah dikelompokan sesuai dengan jenis pengulangan katanya, yaitu:
a. Kata ulang bermakna “banyak tertentu”
-
- Rumah-rumah
- Kertas-kertas
- Buku-buku
- Sepatu-sepatu
b. Kata ulang bermakna “menyerupai dan bermacam-macam”
-
- Kucing-kucingan
- Mobil-mobilan
- Rumah-rumahan
- Orang-orangan
c. Kata ulang bermakna “banyak dan bermacam-macam”
-
- Pepohonan
- Bunyi-bunyian
- Dedaunan
- Lauk-pauk
d. Kata ulang bermakna “intensitas kuantitatif”
-
- Mondar-mandir
- Bolak-balik
- Bercakap-cakap
- Berputar-putar
e. Kata ulang bermakna “intensitas kualitatif”
-
- Kuat-kuat
- Setinggi-tingginya
- Secepat-cepatnya
- Keras-keras
f. Kata ulang bermakna “bermakna saling”
-
- Berpandang-pandangan
- Tolong-menolong
- Tarik-menarik
- Bersalam-salaman
2. Kata Imbuhan
Kata imbuhan merupakan kata yang diberi imbuhan pada awal, akhir, atau awal dan akhir dari kata tersebut. Terdapat banyak imbuhan yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Berikut beberapa contoh imbuhan, antara lain:
a. Imbuhan “me-“ pada awalan kata.
-
- Langkah menjadi melangkah
- Baca menjadi membaca
- Tulis menjadi menulis
- Sapa menjadi menyapa
b. Imbuhan “ber-“ pada awalan kata
-
- Jalan menjadi berjalan
- Main menjadi bermain
- Santai menjadi bersantai
- Kemah menjadi berkemah
c. Imbuhan “-kan” pada akhir kata
-
- Pantul menjadi pantulkan
- Lempar menjadi lemparkan
- Beri menjadi berikan
- Tulis menjadi tuliskan
Masih banyak kaidah-kaidah lain dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satunya adalah penggunaan kalimat yang efektif. Penggunaan kalimat efektif ini merupakan salah satu dasar penulisan agar tulisan yang dihasilkan tidak bertele-tele.
Penggunaan bahasa Indonesia telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hal itu tidak menjamin seseorang akan paham betul mengenai kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Meskipun bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari, bukan berarti sebagai penggunanya, kita berhenti mempelajari bahasa Indonesia.
Kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar memiliki banyak jenis dan unsur-unsur di dalamnya. Beberapa kaidah telah dijabarkan secara singkat dalam tulisan di atas. Alangka baiknya, kita sebagai warga negara Indonesia dapat memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar serta dapat menerapkannya.